Kajian Tafsir Juz 30 - Edisi ke-5


Surah Al Lahab, disebut juga Surah Al-Masad adalah surah ke-111 dalam Al-Qur'an – Surat pendek lain yang termuat di dalam Al-Quran yang kerap dibaca ketika tengah melaksanakan ibadah salat fardhu maupun salat sunnah adalah Surah Al Lahab atau Surah Al-Masad. Surah yang berisikan lima ayat ini menerangkan tentang bagaimana perbuatan Abu Lahab, selaku paman Nabi Muhammad yang berperilaku zalim dan bahkan disebut sebagai salah satu musuh Islam. Surah Al Lahab ini termasuk dalam golongan surah Makkiyah, sebab diturunkan sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah dari kota Mekkah menuju Madinah.

Asbabun Nuzul Surat Al Lahab / Surah Al-Masad.

Dari Tafsir Ibnu Katsir, asbabun Nuzul Surat Al lahab dalam konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab, sedangkan konteks riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap Abu Lahab.  Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah SAW, nama aslinya ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu Utaibah.  Dia diberi julukan Abu Lahab tiada lain karena wajahnya yang cerah. Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah Saw, sangat membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan agamanya. Sedangkan Urwah, istri Abu lahab,  selalu mengejek Nabi Saw sebagai orang yang fakir, dan dia pernah mencari kayu bakar.  Di dalam surah ini Allah menceritakan kisah Abu Lahab dan isterinya yang menentang Rosulullah SAW. Keduanya akan mendapat kecelakaan dengan dimasukkan ke dalam api neraka sedangkan semua harta kekayaan mereka pada saat itu tidak akan dapat menolongnya, demikian juga segala usaha-usahanya.

Ayat dan Terjemahan Surah Al Lahab:

                                                                                                                                  تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ    

tabbat yadā abī lahabiw wa tabb

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Tafsir Jalalayn:
(Binasalah) atau merugilah (kedua tangan Abu Lahab) maksudnya diri Abu Lahab, disini diungkapkan dengan memakai kata-kata kedua tangan sebagai ungkapan Majaz, karena sesungguhnya kebanyakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia itu dikerjakan dengan kedua tangannya. Jumlah kalimat ini mengandung makna doa (dan sesungguhnya dia binasa) artinya dia benar-benar merugi. Kalimat ayat ini adalah kalimat berita; perihalnya sama dengan perkataan mereka; Ahlakahullaahu Waqad Halaka, yang artinya: "Semoga Alloh membinasakannya; dan sungguh dia benar-benar binasa." Ketika Nabi Muhammad SAW menakut-nakuti nya dengan azab, ia berkata, "Jika apa yang telah dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku dari azab itu dengan harta benda dan anak-anakku". Lalu turunlah ayat selanjutnya, yaitu

                                                                                                                            مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

mā agnā ‘an-hu māluhụ wa mā kasab

Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

Tafsir Jalalayn:
(Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan) maksudnya apa yang telah diusahakannya itu, yakni anak-anaknya. Lafal Aghnaa disini bermakna Yughnii, artinya tidak akan berfaedah kepadanya harta dan anak-anaknya.


                                                                                                                                     سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
sayaṣlā nāran żāta lahab 

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

Tafsir Jalalayn:
(Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak) yang besar nyalanya; kata-kata ini pun dijadikan pula sebagai julukan namanya, karena ia mempunyai muka yang berbinar-binar memancarkan sinar merah api.

                                                                                                                                    وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.

Tafsir Jalalayn:
(Dan begitu pula istrinya) lafal ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Yashlaa, hal ini diperbolehkan karena di antara keduanya terdapat pemisah, yaitu Maf'ul dan sifatnya; yang dimaksud adalah Umu Jamil (pembawa) dapat dibaca Hammalaatun dan Hammaalatan (kayu bakar) yaitu duri dan kayu Sa'dan yang banyak durinya, kemudian kayu dan duri itu ia taruh di tengah jalan tempat Nabi Muhammad SAW lewat.

                                                                                                                                فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

fī jīdihā ḥablum mim masad

Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Tafsir Jalalayn:
(Yang di lehernya) atau pada lehernya (ada tali dari sabut) yakni pintalan dari sabut. Jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan dari lafal Hammaalatal Hathab yang merupakan sifat dari istri Abu Lahab. Atau kalimat ayat ini dapat dianggap sebagai Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan.

Dokumen Undangan :